.
.
.
.
.
Disclaimer : Masih perlukah? Ok Naruto
Isn’t mine. I just own the story not the character.
Rate : M becoz rape
scenes, veil language, bad manner, etc.
Genre : Romance, Hurt, Family,
Angst (maybe), GS, Etc.
Warning : Don’t like don’t read. So
simple as flip your hand.
Tidak
menerima flame, sumbangan dalam bentuk apapun -_-
Komplen
soal EYD, silahkan.
.
.
Purely
made By Gothiclolita89
.
.
.
Cast
Namikaze
Naruto (17 th, usia dimana saya lulus SMA -_-)
Uchiha
Sasuke (21 th, mahasiswa)
Namikaze
Kyubi (24 th, mahasiswa prasarjana)
Sabaku
Temari (24, mahasiswa PKL)
Uchiha
Itachi (24 th)
&
cast lain mengikuti.
.
.
.
Chapter 4. Waiting
.
.
.
-Sasuke POV-
Sudah
hampir 4 bulan.
Aku
tidak tau lagi apa yang harus kulakukan. Gadis yang kucintai hilang entah
kemana.
Kuakui
ini memang salahku.
Salahku
karena terlalu mencintainya.
Salahku
karena terlalu terobsesi padanya.
Salahku
karena terlalu emosi.
-End Sasuke POV-
.
.
.
(Another
way another lie
Eien nante shinjiteita aoi toki
But living without your love
Kimi to mawarimichi demo
Teo toriatte arukitakatta
Omoide to tokeau my destiny) Abaikan yang ini. Ini hanya keisengan Loli yang
lagi stress berat --_____________--
.
.
.
Naruto
tengah duduk di kursi taman sendirian. Memandangi kebun mawar yang sangat asri
dengan hikmat. Ia berpikir tukang kebun yang menjaga taman benar-benar orang
yang sangat teliti melihat bagaimana bunga-bunga itu di atur sedemikian rupa
hingga tercipta harmoni yang sangat indah. Bibirnya menyunggingkan senyum
tipis. Perasaan damai yang sudah lama tidak ia rasakan sejak . . .
Ah!
Sudahlah tidak perlu diingat.
Gadis
itu mengelus perutnya yang sedikit membesar berhubung kehamilannya sudah hampir
4 bulan. Dalam hati ia selalu menyucap syukur karena keluarganya masih mau
menerima dirinya dalam keadaan seperti ini. Sungguh, ia sudah bahagia sekarang
meski ayah dari bayinya mungkin tidak mau mengakuinya tapi bukankah sekarang
sudah cukup? Ada ayah, Ibu dan sang kakak yang selalu menjaga dan mendukungnya.
“Yo,
Chibi Kyubi.”
“E-eh
Itachi-san.” Naruto menoleh kearah suara itu. Naruto sedikit terkejut saat
melihat sosok gagah pria yang kemarin bersama sang kakak. Uchiha Itachi, dia
memperkenalkan nama itu padanya.
“Ckckck.”
Itachi menggeleng tampak kecewa. “Don’t
call me that.”
“Eh?
Um. Tachi-nii . . .”
“Hmm
hmm.” Itachi menyilangkan tangannya didada sambil mengangguk. “That’s great, I
really really want a kawai Imoutou, but my parent only give me that Uncute
Otoutou ck.”
Naruto
hanya terkikik kecil saat melihat sikap kekanak-kanakan dari Itachi. Itachi
ikut tersenyum saat melihat gadis pirang itu tertawa. Naruto terlihat terkejut
saat Itachi mengacak-acak rambutnya.
“Nah,
begitu. Naru-chan manis jika tertawa seperti itu.” Pujinya. Naruto tersipu
malu. Wajahnya tampak memerah. Hey, wanita mana yang tidak tersipu jika dipuji
oleh seorang pria tampan (meski keriputan) seperti Itachi
“A-anou
Tachi . . . “ Naruto mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya,
“Hm?.”
“Tachi-nii
bilang punya adik. Si-siapa namanya?.” Dalam hati ia berdoa. Memohon jangan
orang itu yang menjadi adik Itachi. Meski nama keluarganya sama, belum tentu
mereka saling berhubungan kan?.
Itachi
hanya tersenyum lalu duduk di sebelahnya. Ia mengelus perut Naruto yang sedikit
membesar. Naruto sedikit kaget dengan apa yang di lakukan oleh Itachi tapi kemudian
ia tersenyum manis. Sepertinya anaknya akan mendapat satu lagi paman yang akan
menyayanginya.
“Kuharap
dia perempuan cantik seperti ibunya.” Harap Itachi. ‘Tapi kalau lelaki tidak
apa sih, dia pasti akan sangat tampan seperti ayahnya.’ Tambahnya dalam hati.
Naruto
hanya tersenyum. Perempuan ya? Naruto sebenarnya tidak mempermasalahkan jenis
kelamin sang calon bayinya. Ia hanya berharap anaknya lahir dengan sehat dan
selamat. Gadis itu menyesal karena beberapa waktu lalu hampir mencelakai
bayinya.
“Ano
. . . Tachi-nii benar-benar menyukai Kyu-nii ya?.” Tanya Naruto.
“Hmm,
iya. Aku sangat menyukainya.” Jawabnya terus terang.
“Tapi
Tachi-nii, Kyu-nii itu masih normal dan . . .”
“Aku
tau.” Itachi sedikit menunduk. Ia tau dengan jelas bahwa Kyubi sudah memiliki
kekasih. Seorang wanita tentunya. Hey! Jangan salah paham dulu. Itachi bukan
Gay. Dia hanya seorang Bi hanya saja saat ini ia sedang tertarik dengan Kyubi
dan merasa mungkin Kyubi adalah cinta sejatinya. “Apa kau jijik padaku?.” Tanya
Itachi menatap Naruto.
“Untuk?.”
“Keadaanku
yang seperti ini.”
Naruto
tersenyum. “Tidak, itu adalah pilihan Tachi-nii. Jadi aku tidak berhak marah
atau benci bukan? Dan lagi jodoh itu ada di tangan Tuhan, iyakan Tachi-nii?.”
Itachi
tersenyum. Ia kemudian memeluk gadis malang itu dengan beringas.
“Yappari
de, ore no kawai imoutou.” Katanya dengan penuh semangat.
Pletakkkk
“Apa
yang kau lakukan pada adikku, keriput?.”
“Kyu-nii.”
“Kyu-chan.”
Kyubi
menarik kerah Itachi. Ia mengeram kesal.
“Jangan
panggil aku dengan panggilan menjijikkan itu.”
“Demo
Kyu . . .”
“Kyu-nii.”
Kyubi
memandang adik kesayangannya. Ia lalu menghela nafas dan melepaskan
cengkramannya pada baju Itachi.
“Kaa-san
memanggilmu Naru. Jaa, pergilah. Kaa-san sudah membuatkan cake tomat untukmu.”
Sebenarnya Kyubi sedikit merasa aneh dan takjub dengan kelakuan adik tunggalnya
itu. Bagaimana tidak? Seorang Naruto yang ia tahu sangat-sangat menyukai
makanan mengerikan yang namanya ramen kini sepertinya tergila-gila dengan buah
–er atau sayur yang di sebut dengan tomat. Jus tomat, salad tomat, sup tomat, pokoknya
semua masakan yang berbahan tomat. Dan yang paling aneh adalah saat tadi pagi
ia mendengar kalo adiknya itu menginginkan cake tomat. Demi dewa Jashin yang
lagi yoga di perempatan Mranggen, tidak pernah Kyubi dengar ada kue yang bahan
dasarnya tomat. Ia bahkan dapat melihat wajah ibunya yang sedikit memucat dan
berkeringat dingin saat mengiyakan keinginan adik kesayangannya itu.
“Hountou
ni?.” Tanya Naruto dengan mata berkaca-kaca. Kyubi menggangguk pelan.
Tadi
pagi dia mengatakan pada Ibunya bahwa ia sangat ingin makan cake dari tomat
yang menggiurkan itu dan ibunya berjanji akan membuatkan kue itu untuknya. Ia
bangun dari duduknya dengan bersemangat. Ia tidak sabar mencicipi kue itu.
Setelah
Naruto pergi, Kyubi menatap tajam Itachi yang masih menyunggingkan senyum
padanya. Tampak jelas kemarahan di matanya terhadap sulung dari Uchiha brother
itu.
“Apa
yang kau inginkan dari adikku keriput.”
“Hn.”
Itachi hanya tersenyum innocent.
“Kau!.”
Kyubi tampak kesal. Ia berbalik berjalan kedalam rumah. Setelah beberapa
langkah, ia menoleh.
“Get out of my house now!.”
Ia
kembali berjalan memasuki rumahnya.
“Aku
hanya ingin kebahagian Kyu.” Lirihnya.
-Flashback-
Itachi
memasuki apartemennya yang selama 3 tahun ini ditempatinya. Ia meletakkan tas
yang dibawanya di lantai. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di sofa empuk
berwarna hitam itu. ia memijit-mijit pangkal hidungnya. Ia benar-benar lelah
hari ini. Pekerjaannya menumpuk dan harus segera di selesaikan. Ia merogoh
kantongnya. Ia mengambil handphone yang dari tadi berada di sakunya saat
merasakan benda mungil itu bergetar dan mengeluarkan suara khasnya.
“Moshi-moshi
. . . oh Dei . . . nani?!.” Itachi tersentak duduk di sofa itu. Matanya
membulat. “Apa kau yakin?. Sasuke yang . . . tapi bukankah ia sangat mencintai
pacarnya? Sasori? Astaga! Anak itu cemburu dengan kedekatan Sasori dan Naru-chan?.
Baiklah, baiklah. Terimakasih infonya.” Ia menutup handphonenya.
Itachi
terlihat frustasi sekarang. Bagaimana bisa Sasuke, adik pantat bebeknya yang
bermuka datar itu, bisa cemburu pada Akasuna Sasori, si manekin berjalan,
yang sudah memiliki tunangan. Bagaimana Itachi bisa tau? Itu karena Sasori dan
dia pernah masuk organisasi yang sama dulu dan ia juga tau bahwa Sasori sangat
mencintai tunangannya jadi tidak mungkin penerus nama Akasuna itu melirik gadis
lain.
Oh tentu bisa, Sasuke tidak mengenal Sasori dekat dan ia terlalu protektif
pada kekasihnya.
Itachi
menghela nafas.
Ternyata
keputusannya untuk menyuruh Deidara
menjaga Sasuke adalah keputusan yang tepat. Ia juga menyuruh Dei untuk
memasang beberapa kamera tersembunyi di apartemen Sasuke, kecuali kamar kidur
dan kamar mandi tentunya. Mana Itachi mau adiknya menjadi santapan mata lapar
banci kaleng itu. Dan berkat itu mereka tau apa yang dilakukan Sasuke pada
kekasihnya saat melihat gadis itu keluar tertatih-tatih dari kamar Sasuke
dengan penampilan yang acak-acakan. Hei mereka sudah terlalu dewasa untuk
mengetahui apa yang dilakukan Sasuke pada gadis malang itu. Gadis malang yang
bernama . . .
Uzumaki
Naruto
Dan
ini keberuntungan atau kesialan. Gadis itu ternyata adalah adik dari Namikaze
Kyubi. Ia tambah terkejut saat mengetahui bahwa kini gadis itu tengah
mengandung darah dari keturunan Uchiha.
-End Flashback-
“Aku
hanya menginginkan kebahagian Kyu, kebahagiaan untuk adikku dan juga
Naru-chan.”
.
.
.
Sasuke
menegak cairan pahit itu dengan cepat. Tak dihiraukannya gelegar music yang
memekakkan telinga juga lautan manusia yang berbondong-bondong menikmati surge duniawi
yang mampu menyesatkan siapa saja yang tidak kuat pendiriannya. Ia tampak kacau.
Sudah hampir 4 bulan tapi pencariannya tetap tidak menampakkan hasilnya. Seolah
ada sesuatu yang menghalanginya untuk menemukan gadis pirang yang telah mencuri
hatinya. Ia mengisi gelasnya lalu meminumnya dengan cepat. Tidak peduli walau
kiri perutnya terasa terbakar. Hanya dengan ini dia bisa tidur dan melupakan
masalahnya sejenak. Merekuh mimpi bertemu sang pujaan hati yang dirindukannya.
“Sasuke-kun.”
Sasuke
menoleh ketika namanya dipanggil. Di sampingnya berdiri seorang gadis berambut
pink berpakaian minim nan kurang kain. Ia berjalan mendekati Sasuke yang tengah
di ambang kesadarannya.
“Apa
yang kau inginkan hah?!.” Bentak Sasuke pada gadis itu. “Gara-gara kau! Aku
kehilangan Naruto. Gara-gara kau, aku menyakiti Naruto.”
Ya
benar! Kalau bukan karena hasutan gadis ini, Ia tidak akan menyakiti Naruto.
Seharusnya ia tidak termakan hasutan
gadis itu. Seharusnya ia lebih mempercayai kekasihnya.
‘Naruto, selingkuh di belakangmu
Sasuke-kun.’
‘Lihatlah, dia bahkan dengan tidak
malu mengumbar kemesraan di depan umum.’
‘Tinggalkan jalang itu Sasuke-kun.
Aku lebih mencintaimu.’
Sasuke
terlalu bodoh untuk mempercayai kebohongan gadis itu dan ia menyesal sekarang.
Saat kekasih hatinya menghilang entah kemana.
“Sasuke-
kun aku mencintaimu.” Gadis itu seolah tidak mendengar makia dari mulut Sasuke.
Ia terus mendekatkan tubuhnya pada pemuda Uchiha itu. Apa yang ia lakukan?
Tentu saja memanfaatkan keadaan agar pemuda idamannya menjadi miliknya. Kalian
pasti tau. Gadis itu mulai meraba tubuh indah Sasuke.
“ARGHHHH!.”
Teriak gadis itu kesakitan.
“Get
off, bitch.” Kata pemuda berambut pirang itu serasa menarik rambut merah muda
dengan kasar. Ia lalu melempar gadis itu ke lantai. Ia memandang gadis itu
dengan pandangan membunuh. “Don’t you dare lay your dirty hand on him.”
Gadis
itu tampak ketakutan. Ia segera melarikan diri dari. Pemuda pirang itu melihat
ke arah Sasuke yang kini sudah tidak sadarkan diri di meja couter bartender. Ia
melemparkan pandangan merendahkan pada pria yang memiliki kemiripan dengan
Itachi.
“Dei-.”
Panggi laki- laki berwajah aneh yang ada di belakangnya.
“Kisame
bawa dia.” Katanya singkat. Pria yang di panggil Kisame itu segera menghampiri
Uchiha bungsu dan membantunya berjalan.
“Huh!
Dasar lemah. Kalau bukan karena permintaan Itachi, aku takkan mau menolongmu.”
Kata pemuda berambut pirang dengan kesal.
.
.
.
Jam
kayu itu menunjuk waktu tengah malam. Kyubi memasuki kamar bernuansa kuning
gading milik Naruto. Naruto kini tengah tertidur dengan damai. Sejak hamil,
Naruto memang banyak tidur karena kelekahan. Dengan perlahan ia mendekati
ranjang tempat adiknya tertidur. Ia duduk di tepi ranjang. Ia memandang wajah
tertidur Naruto dengan tatapan sedih. Dengan lembut dibelainya surai pirang dengan
helaian yang halus milik Naruto.
“Malang
sekali nasibnya Imoutou-chan. Tapi tenang saja, Nii-chan pasti akan menjagamu.
Nichan tidak akan membiarkan siapapun melukaimu lagi. Termasuk orang itu.”
-Flashback-
“Moshi-moshi,
Karin-chan.”
“Oh hai’ Dare?.” – “Oh ya, Siapa
ini?”
“Kyubi.”
“Kyubi? Dare?.” – “Kyubi? Siapa?”
Kyubi
merasa kesal dengan gadis yang kini sedang di teleponnya.
“Baka
Onna. Kau tidak mengenali sepupumu sendiri huh?.” – “Gadis bodoh. Kau tidak
mengenali sepupumu sendiri huh?.”
Yah,
gadis yang sedang di hubungi Kyubi ini adalah sepupunya dari pihak ibu
kandungnya, Kushina. Meski Minato dan Kushina sudah bercerai, tapi hubungan dua
keluarga itu masih sangat baik karena mereka semua tau alasan Minato
menceraikan Kushina.
“Hahahaha, Just joke dude.”
“I’m
not joking around. Just tell me.” Beberapa hari yang lalu Kyubi memang meminta
sepupunya yang seorang hacker untuk menyelidiki kehidupan Naruto di Konoha. Dan
tentu saja dengan senang hati Karin bersedia karena ia sangat menyayangi Naruto
dan sudah menganggap gadis pirang itu sebagai adiknya sendiri.
“Ok, ok. First one. Do you know
someone with Uchiha name around you?.”
“Huh?.
Why?.”
“Karena ini berhubungan dengan
orang itu.” Kata Karin. Kyubi langsung mengerutkan
dahinya. “Pacar Naru-chan sekaligus
tersangka utama satu-satunya bernama Uchiha Sasuke. And you know what, he is
the little brother friend of yours, Uchiha Itachi.”
Mata
Kyubi membulat. “You sure?.”
“100%.”
Kyubi
menggenggam erat handphone itu. matanya tampak memerah karena menahan emosi.
-End Flashback-
.
.
.
Sasuke
terbangun di sebuah kamar yang tak dikenalnya. Beberapa kali ia mengerjapkana
matanya. Mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Ia terduduk
dengan bersandar pada ranjang. Ia memijit-mijit kepalanya yang terasa pusing
akibat hang over. Yah, Sasuke memang tidak terlalu bisa minum tapi tadi malam
ia memaksakan dirinya.
“Wake
up already?.” Sasuke di kejutkan oleh suara itu.
“You
. . ..”
“Cih,
kalau bukan karena Itachi aku takkan menolongmu anak kecil. Hanya gara-gara di
tinggal pacar saja kelakuanmu seperti orang depresi.” Kata pemuda berambut
pirang itu dengan sinis.
Sasuke
terlihat kesal. Hampir saja ia membalas perkataan pemuda itu jika saja pemuda
itu tidak membuka suaranya lagi.
“Berterima
kasihlah padaku karena menolongmu dari seorang jalang berambut merah muda yang
hampir saja menjebakmu.”
Ah!
Samar-samar Sasuke teringat kejadian semalam. Ia mabuk, gadis itu mendekatinya
dan setelah itu ia tidak ingat lagi apa yang terjadi.
“Ah,
ya. Ada pesan dari Itachi.” Kata Dei. “Aku akan mempertemukanmu dengan gadis
itu saat waktunya tepat. Biarkan gadis itu tenang, karena akan berbahaya baginya
jika kau menemuinya sekarang . . .”
“Apa?
Itachi tau? Bagaimana bisa?.”
“Hey,
aku belum selesai bicara.” Kata Dei kesal karena ucapannya di potong. “Bersabarlah
dan juga Neji itu sudah punya tunangan yang sangat di cintainya yang bernama
Ten ten.”
Mata
Sasuke membulat. Ia tampak shock. Jadi kecemburuannya selama ini pada Neji sama
tidak beralasan.
.
.
.
Sementara
itu di Suna.
Itachi
terjaga dari tidurnya. Ia masih memikirkan cara untuk mempertemukan Naruto
dengan Sasuke. Gadis itu tampak masih trauma. Buktinya ia masih tampak sedikit
ketakutan saat dirinya – yang memiliki kemiripan dengan Sasuke – mendekati gadis
itu. Ia maklum, semua orang pasti akan trauma jika di perlakukan seperti itu. Tidak
terlalu jelas memang, tapi matanya cukup jeli untuk melihat tubuh gadis itu
menegang pelan. Ia tidak mau melukai Naruto apalagi membahayakan calon keponakannya
jika ia terburu-buru mempertemukan gadis itu dengan Otoutou-nya.
“Well,
pada akhirnya takdirlah yang harus berperan di sini.”
Itachi
beranjak dari ranjang yang di dudukinya menuju kamar mandi.
.
.
.
-TBC-
.
.
.
Nb: Yang bergaris bawah itu adalah terjemahan, siapa tau ada yang gak ngerti.