Minggu, 27 Oktober 2013

FF: Here we End Chapter 1. Begining

Hmm, well this is just another republish Naruto ff. Well, i not sure emough wether it's goog enough or not. So, hope you enjoyed.
.
.
.
Disclaimer       : Semua chara Naruto bukan milik saya.

Rate                : T-M (mungkin M ajalah biar aman J)

Warning         : Menimbulkan kemarahan, kekesalan, flame dan dendam berlebihan. Alur bolak balik Jakarta- Surabaya ( hehehehe bercanda), Mpreg, Yaoi, Boysxboys, verbal abuse, etc.

by : Gothiclolita89
.
.
.
From Wattpad
Kau tau?Aku mencintaimu tapi kau sudah tidak percaya lagi padaku.Karena itu aku memutuskan untuk pergi dari kehidupanmu untuk selamanya.Semoga kita tidak bertemu lagi. Yaoi/Mpreg/ Sasunaru/sasuIno
.
.
.
.
.
.

Dear Uchiha Sasuke,

Kau tau, aku benar-benar mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini. Aku akan memberikan apapun untukmu walau kau sudah mengkhianatiku dengan menikahi wanita itu. Hatiku sakit, kau tau. Walau kau mengatakan bahwa kalian hanya di jodohkan tetap saja kau membagi malam-malammu dengan wanita itu hingga dia hamil. Aku tetap saja tidak bisa membencimu. Teman-temanku bilang  aku orang paling bodoh di dunia karena masih mencintaimu. Aku tau itu. Tapi aku tetap saja tidak bisa melepaskanmu karena itu aku memintamu untuk menikahiku sebagai bukti bahwa kau juga masih mencintaiku. Aku tidak peduli jika semua orang mengatakan bahwa aku seorang jalang. Perusak rumah tangga orang. Aku tak peduli karena aku mencintaimu dankau ada disisiku. Tapi hari ini kau datang padaku dan memukulku. Kau bilang aku  membunuh anakmu. Kau bahkan  tidak mau mendengar penjelasanku. Taukah kau menyakitiku? Bukan tubuhku tapi hatiku. Kenapa? Kenapa kau tidak percaya padaku? Aku mungkin membenci wanita itu. Tapi aku tidak mungkin menyakitinya. Kau tau kenapa? Karena anak yang ada di kandungannya adalah anakmu. Anak dari laki-laki yang paling kucintai di dunia. Jadi mana mungkin aku bisa menyakitinya.

Mungkin ini karmaku karena telah muncul di kehidupanmu dengan istrimu. Karmaku karena membiarkan diriku terhanyut dengan yang namanya cinta. Aku akan mengakhiri semuanya. 

Surat cerai yang kau berikan padaku sudah kutanda tangani. Aku juga sudah mengesahkannya di kantor catatan sipil jadi kau tenang saja. Walau ini berat, aku akan menerimanya. Kau tidak perlu memberiku apapun. Aku akan mengembalikan semua yng telah kau berikan padaku. Aku akan pergi dan menghilang dari hidupmu jika itu maumu. Mungkin inilah jalan yang terbaik untuk kita. Aku tau aku masih sangat mencintaimu tapi aku juga menyadari bahwa kepercayaan diantara kita sudah hilang. Suatu hubungan tidak akan bertahan tanpa kepercayaan. Karena itu aku memutuskan untuk pergi sejauh-jauhnya dari hidupmu. Semoga kau bahagia dengan istrimu. Terima kasih sudah memberikan banyak kenangan indah untukku. Terima kasih untuk kebahagiaan ini.

With love,

Uzumaki Naruto.
.
.
.
.
.

Seorang pria dewasa berambut hitam tengah berjalan bergandengan tangan dengan seorang anak kecilyang juga memiliki warna rambut yang sama dengannya. Mereka menyusuri kebun bunga matahari. Mereka tampak bahagia.

“ Menma.” Panggil pria itu kepada sang anak. Sang anak yang di panggilnya Menma itu mengangkat kepalanya. Memandangnya dengan mata biru besar persis seperti miliknya.“ Sudah sore, ayo pulang.” Anak kecil berambut hitam itu mengganguk. Mereka pulang ke rumahnya dengan bergandengan tangan.

Sore pun beranjak malam. Mereka kini sedang makan malam. Setelah selesai, Haruki-nama pria berambut hitam itu- mencuci piring makannya dan sang anak. Ia menggiring Menma untuk segera tidur.

“ Kenapa Menma belum tidur? Apa ada yang sakit?.” Tanyanya lagi.Bocah itu menggeleng cepat. “ Lalu?.”
Anak itu terdiam sebentar. ” Aku anak kandung papa?.”

“ Hah? Apa maksudmu? Tentu saja kau anak kandung papa? Siapa yang berani bilang Menma bukan anak papa?.”.

“ Teman-teman bilang warna kulitku beda dengan papa. Karena itu mereka bilang aku bukan anak papa.”Jawabnya lirih. Haruki sedikit terkejut mendengar ucapan Menma. Sesaat kemudianmatanya tampak sedih memandang sang anak. Tapi cepat-cepat di sembunyikannya hal itu.

“ Kulit Menmakan mirip orang tua Menma yang satu lagi.” Ucap Haruki meyakinkan Menma.

“ Benarkah?.” Tanya Menma dengan wajah berbinar-binar. Haruki hanya tersenyum. Ia kemudian menyuruh 
 Menma untuk segera tidur. Dengan cepat anak itupun langsung tertidur.Haruki memandangi wajah putranya dengan sedih. Ia membelai surai raven milik anaknya. Ia tidak henti-hentinya bersyukur pada Tuhan karena telah memberikannya anugerah terbesar ini. Ia sangat senang saat Menma lahir dengan fisik nyaris sepertinya. Wajah anak itu benar-benar mirip dengannya. Hanya rambut dan kulit porselennyalah yang membedakan Menma dengan dirinya. Warisan dari pria itu. Karena dengan begitu laki-laki itu tidak akan mengenalinya.

“ Maafkan papa telah menyembunyikan kenyataan ini darimu. Papa tidak ingin kamu banyak berharap dan terluka.Cukup papa saja yang merasakannya. Sampai kapanpun papa tidak akan memberikanmu pada orang itu karena papa tau ia akan sangat membencimu.” Dia mengecup kening putranya. “ Karena kau adalah putraku, putra dari Naruto Uzumaki.” Lalu menyamankan diri untuk segera tidur. Ia memeluk putranya. Demi keselamatan anaknya, Naruto-nama asli pria itu- mengubah penampilan dan namanya. Baginya Naruto Uzumaki sudah mati 8 tahun yang lalu. Sekarang yang ada adalah Haruki Namikaze. Apapun akan ia lakukan untuk menjauhkan Menmanya dari laki-laki itu termasuk dengan ‘membunuh’ dirinya sendiri.

.
.
.

“ Kalian sudah menemukannya?.” Pria itu memandang ke tiga bawahannya dengan angkuh. Matanya berkilat tampak marah.

“ Maafkan kami tuan. Kami belum menemukan apapun tentang tuan Naruto Uzumaki.” kata salah satu bawahannya

Brakk!!

Dia menggebrak mejanya. “ Apa?! Hanya mencari seorang pria saja kalian tidak becus?!. Aku tidak mau tau! Aku ingin dia segera di temukan!.”

Ketiga bawahannya membungkuk ketakutan sebelum pamit dari ruang kerja itu. Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya ke kursi. Ia menutup wajahnya dengan lengan kirinya.

“ Kau ada dimana Naruto? Aku merindukanmu.” Lirihnya. Ini sudah tahun kedelapan tapi ia belum juga menemukan jejak Naruto. Seolah pemuda itu hilang di telan bumi. Ini semua salahnya, ialah yang mengusir pemuda itu. Ialah yang lebih dulu meninggalkan pemuda itu. Bahkan ia memukulnya, membentaknya dan menuduhnya sebagai pembunuh. Kalau saja kakaknya tidak memperlihatkan rekaman cctv itu, ia mungkin masih membenci pemuda itu. “ Maafkan aku. Kumohon maafkan aku.”


-Flashback-

Naruto membuka pintu apartemennya -apartemennya dan Sasuke lebih tepatnya. Apartemen ini di beli Sasuke untuk hadiah pernikahan mereka- dengan menghela nafas. Saat menyadari apartemennya gelap. Tangan kirinya segera meraba-raba dinding dan menyalakan saklar. Setelah lampu menyala. Ia melihat Sasuke sedang duduk di sofa. Entah kenapa perasaannya tidak enak. Ia segera menghampiri Sasuke dan duduk di sampingnya.

“ Ada apa?. Tumben kau sudah pulang.” Tanya Naruto dengan senyum.

Sasuke berdiri dari tempat duduknya. Ia memandang Naruto dengan mata penuh kemarahan. Tangannya mengepal menahan emosi yang siap meledak kapan saja.

“ Kenapa kau melakukannya?.”

“ Apa? Melakukan apa?.” Tanya Naruto tidak mengerti. Emosi Sasuke meledak saat melihat reaksi Naruto. Iapun memukul pemuda itu hingga tersunggkur ke sofa. “ A-apa?.” Naruto memegangi pipi kirinya yang kiri memerah akibat tamparan sang suami. Belum pernah Sasuke memukulnya seperti ini. Hatinya terasa terluka dan sakit.

“ Kau tau aku sangat menginginkan anak itu. Tapi kenapa kau membunuhnya?.” Bentaknya.Naruto benar-benar ketakutan.

“ A-aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau katakan. Apa yang terjadi?”.

“ Kau-.” Sasuke mengangkat tangannya. Bersiap menampar Naruto namun ia berhenti di udara. ”Cukup. Aku sudah lelah dengan semua ini.aku tidak ingin hidup dengan orang yang telah membunuh anakku. Aku akan segera mengirimkan surat cerai secepat mungkin.” Sasuke berjalan kearah pintu. Ia sudah muak melihat Naruto yang tidak mau mengakui kesalahannya. Naruto shock dengan apa yang baru saja terjadi. Perlu beberapa saat untuk mencerna kata-kata Sasuke.

Sasuke akan menceraikannya.

Ia menutup mulutnya. Air matanya tak terbendung lagi. Apa kesalahannya? Ia benar-benar tidak mengerti.

Sesuai perkataannya, sasuke mengirimkan surat cerai yang sudah ditanda tanganinya ke apartemen yang diberikannya pada Naruto. Ia sudah tidak peduli lagi. Ia sangat marah pada pemuda itu. Padahal ia sudah menyakinkan Naruto bahwa ia akan menceraikan Ino setelah bayinya lahir. Tapi sepertinya pernyataannya itu tidak cukup bagi Naruto sehingga pemuda itu mencoba melenyapkan wanita yang kini menjadi istrinya, Yamanaka Ino.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Sasuke semakin tenggelam dalam pekerjaannya. Semua ia lakukan untuk melupakan orang yang di cintainya. Hanya dengan bekerjalah ia dapat melupakan semuanya. Itachi yang prihatin melihat keadaan adiknya itupun menasehati Sasuke. Ia tau bahwa Sasuke sangat mencintai Naruto. Ia juga tau kalau keduanya telah menikah diam-diam. Namun ia tidak peduli dan tidak berniat membongkarnya. Karna baginya kebahagiaan Sasuke adalah segalanya dan ia tau kebahagiaan Sasuke adalah bersama Naruto, orang yang dicintainya. Iapun mulai menyelidiki tentang peristiwa yang menyebabkan adik iparnya, Ino, mengalami keguguran hingga menyebabkan rahim wanita itu diangkat. Ia tidak yakin Narutolah penyebabnya, ia mengenal baik pemuda itu dan ia yakin Naruto tidak akan mampu melakukan hal sekeji itu. Ia meminta Deidara, sekretarisnya untuk mencari rekaman cctv hari itu. Ia sangat terkejut saat melihat rekaman cctv tempat Ino terjatuh dan mengalami pendarahan.

Iapun segera mencari Sasuke untuk memperlihatkan rekaman itu. Namun tentu saja ia di sambut ketus oleh adiknya.

“ Mau apa kau kemari.”

“ Ini tentang Naruto.” Katanya pelan. Itachi tidak mau memancing emosi Sasuke yang masih tinggi.

“ Aku tidak ingin mendengar apapun tentang dia. Dia sudah membunuh anakku.”

“ Kau harus melihat ini.” Itachi meletakkan sebuah kepingan CD di meja kerja Sasuke.

“ Sudah kubilang aku tidak ingin tau apapun tentang Naruto.” Ia mengambil CD itu dan membuangnya ke tempat sampah. Itachi menjadi kesal dengan kelakuan adiknya itu.

“ Baiklah terserah kau. Kau menyesalpun bukan urusanku.” Ia pun keluar dari kantor Sasuke dengan membanting pintu. Sasuke melanjutkan pekerjaannya. Ia kembali menatap layar laptopnya dengan serius. Namun ia tidak bisa konsentrasi. Perkataan sang kakak tampaknya cukup mempengaruhinya . Ia melihat CD yang di buangnya tadi di tempat sampah. Otaknya menyuruhnya mengeyahkan semua memori tentang Naruto tapi hatinya berkata ia harus tau apa yang ingin diperlihatkan oleh kakaknya. Ia tau kakaknya bukan tipe yang suka mengganggunya kalau bukan hal penting. Dengan ragu ia mengambil keping CD itu. Ia kemudian memasukkan Cd itu kedalam player laptopnya. Sungguh ia terkejut saat ia melihat gambar layar monitornya. Itu adalah rekaman cctv tempat Ino terjatuh.

Sasuke melihat gambar Naruto dan Ino sedang jalan berdampingan. Mereka tampak sedang berbicara. Lalu saat ada di tepi tangga  Naruto berbalik dan membungkuk pada Ino. Agaknya ia sedang mengucapkan selamat tinggal. Lalu Naruto berbalik dan mulai menuruni tangga. Sasuke membelalakkan matanya saat melihat adegan selanjutnya. Wanita itu, Ino, mendorong tubuh Naruto hingga ia jatuh terguling di tangga. Ino yang saat itu tengah hamil 6 bulan terlihat kehilangan keseimbangan lalu terjatuh ke dinding. Pinggulnya dengan keras menghantam lantai sehingga ia mengalami pendarahan. Rekaman itu berhenti saat para karyawan datang menghampirinya dan membawanya ke rumah sakit. Sasuke menutup mulutnya karena terkejut dengan kenyataan yang baru saja dilihatnya. Ternyata Naruto sama sekali tidak bersalah. Naruto bahkan yang menjadi korban saat itu.

Sasukepun segera mengendarai mobilnya dan menuju ke apartemen mereka. Berharap ia belum terlambat. Berharap untuk memulainya dari awal lagi dengan Naruto.

Ia membuka pintu apartemen itu dengan kasar. Untung dia belum membuang kunci apartemen itu.

“ Naruto kau dimana sayang?”.Ia mencari kekasihnya dengan panik di seluruh penjuru apartemen mewah itu.Namun ia sama sekali tidak menemukan tanda -tanda kehidupan disana. Ia menuju kamarnya. Di lihatnya pintu almari itu terbuka. Saat ia membukanya, ia terkejut karena melihat almari itu kosong. Hanya tersisa beberapa lempar pakaian miliknya. Semua pakaian dan benda milik Naruto hilang. Saat itulah ia menyadari dirinya sudah terlambat. Naruto sudah pergi dari kehidupannya.

Sasuke terduduk lemas di sofa ruang keluarga. Tempat ia biasa menghabiskan waktu dengan Naruto. Ia menyesal, benar-benar menyesali kebodohannya. Seharusnya saat itu ia mendengarkan penjelasan dari Naruto. Matanya kemudian menangkap sebuah map biru yang tergeletak di meja. Iapun membuka map itu. Map itu berisi beberapa lembar kertas putih dan selembar kertas berwarna kuning pucat yang terlipat rapi. Sasuke membuka kertas yang sepertinya surat yang ditinggalkan Naruto untuknya.
Sasuke menangis. Untuk pertama kalinya ia menangis. Menangis saat membaca surat yang di tinggalkan kekasihnya. Menangisi kebodohan yang dilakukannya.

“ AAAAAAARGGGGGGGHHHHHHH!!.” Sasuke mencengkram kepalanya dengan frustasi.Ia menyesal, sangat menyesal.

.
.
.

Sasuke pulang kerumahnya dengan keadaan berantakan. Ia disambut beberapa pelayan yang menunduk memberi hormat padanya. Dibelakang mereka ada seorang wanita berambut pirang panjang yang juga menyambutnya. Oh ya, Sasuke lupa hari ini istrinya pulang dari rumah sakit. Wanita itu menyambutnya dengan senyum termanisnya.Sasuke muak melihat wanita ini dengan tatapan penuh kebencian dan amarah. Semua gara-gara wanita ini.ia kehilangan Naruto. Ia melewati wanita itu begitu saja. Ino tampak terkejut dengan sikap Sasuke yang kembali dingin padanya. Padahal sejak peristiwa kegugurannya, sikap Sasuke membaik terhadapnya. Tapi kenapa kini ia kembali seperti dulu. Bahkan Ino merasa tatapan Sasuke lebih dingin dibandingkan dulu.

Keputusan Sasuke sudah bulat kali ini. Ia akan menyingkirkan wanita itu dari kehidupannya. Ia masih ingat bagaimana wanita itu menjebaknya untuk tidur dengannya hingga akhirnya ia hamil. Menjebaknya hingga akhirnya ia menceraikan Naruto. Ia tidak ingin hidup dengan wanita licik itu. Dan seperti perkiraannya. Saat ia mengutarakan keinginannya untuk menceraikan Ino, wanita itu histeris dan mengungkit-ungkit masalah kegugurannya hingga akhirnya ia tidak bisa punya anak lagi. Kedua orang tua Sasuke yang merasa kasian pada sang menantupun tidak menyetujui keingin Sasuke. Tapi tentu saja si jenius sasuke punya banyak cara untuk mendapat keinginannya.

“ Lalu kalian tidak ingin punya cucu? Jika aku hidup dengan perempuan mandul bukankah itu artinya aku tidak akan bisa punya anak seumur hidupku.” Ucap Sasuke datar sambil menyeringai penuh kemenangan. Kedua orang tua Sasuke terdiam mendengar perkataan sang anak. Mereka juga sebenarnya ingin punya cucu tapi jika mereka tidak membiarkan Sasuke menceraikan Ino dapat dipastikan mereka tidak akan pernah mendapatkan cucu yang sangat mereka inginkan.

-Flashback end-


Setelah itu Sasuke memang berhasil menyingkirkan wanita itu dari hidupnya. Tapi tetap saja ia tidak bisa melupakan Naruto. Sudah bertahun-tahun ia mencari pria itu namun sampai sekarang belum juga membuahkan hasil. Ia tidak pernah menyerah. Bagaimana ia bisa menyerah, jika ia menyerah itu sama saja artinya dengan bunuh diri.

Sasuke mengambil sebuah pigura dari dalam lacinya.Sebuah pigura berisi foto dirinya dengan Naruto.Ia membelai kaca foto itu dengan sayang. Sekedar menyalurkan rasa rindunya dengan mengingat kenangan indahnya bersama Naruto.

“ Aku tidak akan menyerah Dobe. Aku pasti akan menemukanmu dan kita bisa hidup bahagia berdua selamanya.”
.
.
.
-TBC?-



Disclaimer for the image: I do not own them, i just luckly to find them on internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar