Aku menemukan artikel menarik tentang tanaman ini dari Wikipedia dan beberapa web dalam bahasa Inggris. jadi aku berniat untuk menulisnya dalam bahasa Indonesia. Bukan mentranslate tapi merangkum apa yang aku tau jadi satu.
So, once again. The Freakin' Strange Blue Metalic Fruit
Pollia
Condensata (Aclisia Condensata) atau marble berry adalah tanaman semak dengan
penampilan buah yang sangan menonjol dengan warna biru metalik. Di temukan di
negara Afrika seperti Ethiopia, Angola dan Mozambik.
Memiliki daun halus dan sempit dengan bunga berwarna
pink pucat keputihan pada batang yang mencapai 60 cm. Kapsul buahnya berdiameter
sekitar 4mm.
Buah Pollia Condensata memiliki kultikula
yang halus dan transparan yang mampu memantulkan cahaya seperti halnya cermin,
membuat buah ini tampak berkilau. Dibawahnya terdapat microstuktur yang
merefleksikan gelombang warna berbeda-beda sehingga buah ini terlihat memiliki
warna biru metalik padahal buah ini tidak memiliki pigmen biru. pada structur yang lebih tebal dapat memantulkan warna merah atau magenta.
Structur Pollia |
Riset terbaru
yang dimuat di jurnal Proceedings of the
National Academy of Sciences menyebut, alih-alih memiliki struktur warna,
kulitnya merefleksikan gelombang cahaya yang ukurannya berbeda-beda. Tiap
individu sel menghasilkan warna beragam, yang membuatnya seperti lukisan
pointillism, teknik yang dimiliki pelukis impresionis merangkai titik menjadi
sebuah lukisan yang utuh. Saat dilihat di bawah mikroskop, kulitnya terlihat
berubah warna tergantung dari sudut mana ia diamati. Ketebalan lapisan
selnya juga menentukan panjang gelombang cahaya yang dipantulkan. Beberapa sel
memiliki lapisan tipis yang merefleksikan warna biru, yang lebih tebal
menghasilkan warna hijau atau merah.
Dr
Beverley Glover dari Department of Plant Sciences, University of Cambridge mengatakan,
"Pollia condensata telah berevolusi secara
cerdas." "Tanaman kecil ini sungguh fantastis, mampu membuat
buahnya mengkilap, gemerlapan, multiwarna, menjadi sinyal yang menarik untuk
burung di sekitarnya, tanpa membuang cadangan fotosintesis hanya untuk memberi
makan burung," kata dia. Seperti diketahui, tanaman membutuhkan
bantuan mahluk lain, seperti serangga dan burung untuk menebar benih. "Ini
evolusi yang sangat cerdas."
Buah ini tidak beracun tapi juga tidak disarankan
untuk dimakan karena tidak memiliki kandungan gizi sama sekali karena pada
dasarnya buah ini hanya membran dengan biji keras di dalamnya.
Meski buahnya
tak punya nilai gizi, burung-burung tertarik pada warnanya yang terang. Mungkin
dianggap indah untuk dekorasi sarang, atau untuk membuat pasangan mereka
terkesan. Yang juga mengesankan, warna buah Pollia condensata tak pudar
oleh waktu.
Para peneliti menemukan sampel buah di koleksi herbarium dari abad
ke-19, yang masih mengkilap dan berwarna-warni seperti yang ada di
alam. Jadi inspirasi Tak hanya menimbulkan decak kagum, Pollia condensata
bisa jadi inspirasi untuk manusia.
"Dengan mengambil inspirasi dari alam,
kita bisa memanfaatkan kecerdasan kita untuk memanfaatkan material yang
melimpah, murah, dan berkelanjutan seperti selulosa," kata Dr Silvia Vignolini dari Departemen Fisika University of Cambridge.
Dia meyakini, selulosa seperti pada Pollia condensata bisa digunakan
untuk membuat produk pewarna untuk kepentingan industri. Misalnya, menggunakan
selulosa berbasis struktur nano dengan warna struktural sebagai pengganti
pewarna beracun dan pewarna makanan.
Disclaimer: I do not own the picture, i just randomly pick the picture I like of Pollia Condensata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar