.
.
.
Title : No Second Chance.
Disclaimer : Naruto is not mine. I just borrow the
name.
Rate : M
Genre : Hurt, Mpreg (maybe), etc.
Warning : EYD yang nggak jelas, OOC, BoysxBoys,
Crackpair Sasunaru,
Don’t
like don’t read.
Purely
made by : Gothiclolita89 but Inspired by some ff Yunjae ( Lately I’m like to
read this even thought I don’t know who Yunjae is. hahahaha) which I read on
web. =_= bukan berarti plagiat.
.
.
.
Cast
Namikaze
Naruto
Uchiha
Sasuke
Haruno
Sakura
Uchiha
Itachi
Namikaze
Deidara
.
.
.
Summary: Aku akan menikah/Pemuda itu tersenyum
miris/Tak taukah kau melukaiku/Kau ini bodoh atau apa. Sudah tau dijebak tapi
tetap saja melakukannya/Perkenalkan ini Suamiku . . .
.
.
.
“Aku akan menikah.”
Mata sappire itu membulat. Tampak jelas rasa
keterkejutan di matanya. Kekasihnya baru saja mengatakan akan menikah?
“Apa?.”
“Aku akan menikah.” Sasuke menunduk.
Naruto tersenyum miris. Ia menatap tajam pria raven
di depannya itu.
“Siapa?.”
Sasuke mengangkat wajahnya. “A-apa?.”
“Siapa calon istrimu?.”
Sasuke terdiam sebentar. “ Sakura, Sakura Haruno.”
‘Cih jadi perempuan berambut aneh itu.’
Naruto ingat perempuan berambut pink itu. Dulu saat
SMA, wanita itu tergila-gila pada Sasuke dan terus menerus mengejarnya sampai
mereka lulus padahal ia tau Sasuke sudah memiliki dirinya. Naruto bernafas lega
saat masuk universitas karena wanita memilih universitas yang berbeda dengannya
dan Sasuke. Naruto berpikir tidak akan ada lagi yang mengganggu hubungannya
dengan Sasuke. Tapi ternyata ia salah. Perempuan itu tetap saja menjadi duri
dalam hubungannya dengan Sasuke.
“Cih, ternyata perempuan murahan itu.” Ketusnya.
“Naruto!.” Bentak Sasuke marah.
“Apa aku salah bicara?.” Katanya sambil tersenyum
sinis.
“Jangan menghinanya. Bagaimanapun dia adalah calon
istriku. Kumohon mengertilah.”
Naruto tertawa. “Mengerti? Mengerti kau bilang?.”
Naruto berhenti tertawa. “YA AKU MENGERTI. KAU BERSELINGKUH DIBELAKANGKU DENGAN
WANITA MURAHAN ITU. ITU YANG HARUS KUMENGERTI HAH?!. AKU BERUSAHA KERAS MENJADI
KEKASIH YANG BAIK DAN SETIA UNTUKMU. DAN INI BALASANMU UNTUK KESETIAANKU SELAMA
7 TAHUN INI. SEBUAH PENGKHIANATAN?!.”
“Naruto aku . . .” Sasuke berusaha menjelaskan.
“Sudahlah.” Naruto beranjak dari tempat duduknya.
“Selamat untuk pernikahanmu.”
Sasuke memandang Naruto dengan sedih.
“Oh ya satu lagi. Lupakan kalau kita pernah punya
hubungan dan jangan pernah menyapaku jika suatu saat kita secara tidak sengaja
bertemu, UCHIHA-SAN.” Naruto sengaja menekan kata Uchiha-san. Ia segera beranjak
pergi dari tempat itu. Ia tidak mau airmatanya tumpah di depan kekasihnya ah
ralat mantan kekasihnya. Harga dirinya tidak mengijinkannya untuk menangis
sekarang.
Sasuke memandang punggung Naruto dengan pandangan
yang sulit diartikan.
.
.
“Maafkan aku Naruto.”
.
.
5 tahun kemudian
Pria pirang itu turun dari taksi. Sudah hampir 5
tahun ia tidak menginjakkan kaki di kota ini dan rumah ini adalah rumah pertama
yang ia kunjungi. Rumah mewah ini adalah rumah kakak sepupunya, Deidara dan
suaminya. Ia merasa bersalah karena dulu dia tidak bisa datang ke pernikahan
Dei. Saat itu ia berada di Prancis dan tidak bisa pulang karena suatu hal. Hari
ini adalah hari peringatan pernikahan Dei dan suaminya. Ia hendak memberi kakak
sepupunya itu kejutan.
Ting Tong!
Naruto memencet bel itu beberapa kali hingga
seseorang membukakan pintu untuknya.
“Naru-chan.” Deidara terkejut saat mendapati
sepupunya tersenyum lebar di depan pintu rumahnya.
“Kejutan. Dei-nii.”
Deidara tersenyum haru saat melihat sepupu yang
sudah lama tidak ditemuinya.
“Siapa anak itu?.” Tanya Naruto saat melihat ada anak
perempuan kecil berusia sekitar 4 tahunan di gendongan Deidara. Gadis kecil itu
memiliki mata hijau yang indah dan rambut panjang berwarna coklat.
“Ah, anak ini . . .”
“Nii-san siapa yang da . . .
Deg!
. . .tang?.”
Wanita berambut pink itu tampak pucat saat melihat
tamu Deidara. Bukan hanya dia tapi juga seorang laki-laki muda yang berada di
belakangnya. Pria berambut raven itu terlihat terkejut.
“Ah, pantas saja wajahnya tidak asing. Ternyata
gadis kecil ini anakmu.” Katanya sambil tersenyum meremehkan.
“Lho, kalian sudah saling kenal un?.” Tanya Deidara
yang tidak mengetahui kisah masa lalu mereka. Naruto memang menceritakan semua
rahasianya pada Dei namun ia tidak pernah mengatakan masalahnya dengan orang
lain.
“Ya, dia adalah senpaiku saat di SMA dulu.” Ucap
Naruto pada Dei sambil tersenyum manis. Ia tidak ingin merusak hari bahagia
kakak sepupunya itu.
“Kita bicara didalam saja un. Naruto juga pasti
capek kan un.” Kata Dei sambil menarik tangan Naruto untuk masuk kedalam
rumahnya.
Kini mereka semua telah duduk bersama di ruang
keluarga yang mewah itu. Naruto duduk disenelah Dei yang masih menggendong anak
kecil itu dan Itachi sementara Sasuke dan Sakura duduk di sofa seberang mereka.
Sakura terus menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang wajah Naruto. Ia
menggenggam tangannya yang sejak tadi gemetaran. Naruto hanya memandang remeh
pada kedua orang yang ada di depannya. Sedang Sasuke memandang Naruto dengan pandangan
yang sulit diartikan. Suasana begitu hening dan mencekam di ruangan itu.
“Dei, bawa dia ke kamar.” Itachi yang melihat itu
lalu menyuruh istrinya membawa sang keponakan ke kamarnya.
Dei hanya menggangguk dan segera membawa gadis kecil
yang terlihat mengantuk di gendongannya keluar dari ruang keluarga itu. Sepeninggal
Dei, suasana masih saja terasa mencekam. Tidak ada yang membuka suara
sedikitpun.
“Anak yang manis, siapa namanya?.”
Sakura mengangkat wajahnya. “A-Aiko Uchiha.”
“Uchiha? Bukankah seharusnya dia memakai nama
Hyuga?.”
Sakura kembali mengangkat wajahnya. Tampak jelas
ketakutan di wajahnya. “A-apa maksudmu?.”
Naruto tertawa kecil.
“Aku sudah tau
semuanya. Jangan coba-coba untuk membohongiku.”
“A-aku tidak . . .” Belum selesai Sakura bicara,
Naruto sudah memotongnya.
“Saat kuliah kau berpacaran dengan Neji Hyuga
bukan?. Hubungan kalian sudah sangat dekat dan lama. Tapi kemudian Neji menjadi
Kepala Keluarga Hyuga dan harus menikah dengan
Hinata, sepupunya. Kau frustasi karena hubunganmu dengan Neji apalagi
setelah kau tau hubungan itu menghasilkan sebuah janin sedangkan kau tidak bisa
meminta Neji untuk bertanggung jawab karena saat itu Neji sudah menjadi suami
Hinata Hyuga. Lalu kau bertemu Sasuke yang saat itu sedang mabuk dan
menjebaknya untuk menidurimu. Dengan begitu kau bisa memaksa Sasuke untuk
menikahimu dengan alasan kau sedang mengandung anaknya. Begitukan?.” Hardik
Naruto.
Sakura hanya menunduk.
“Dan kau Uchiha, dimana otakmu hah?.” Tunjuk Naruto
dengan marah. “Kau ini bodoh atau apa? Sudah tau di jebak tapi tetap saja
menikahi perempuan jalang itu.” Amarah Naruto meledak.
“Naruto, sudahlah.” Itachi menengahi. Ia berjalan
mendekati Naruto dan berusaha menenangkan pemuda pirang itu. Ia ingat dulu saat
Naruto menemuinya dan mengatakan Sasuke telah mencampakkannya demi seorang
wanita yang kini telah menjadi adik iparnya. “ Oh ya, ceritakan. Apa saja yang
kau lakukan selama ini?. Apa dia baik-baik saja?.”
Naruto
mengalihkan perhatiannya pada Itachi. Ia dan kakak mantan kekasihnya memang
dekat. Bahkan ialah yang dulu mengenalkan Deidara pada Itachi. Tapi ia tak
menyangka kalau kakak sepupunya itu dan Itachi berjodoh hingga menikah. Naruto menghela
nafas untuk meredam amarahnya.
Naruto mengeluarkan beberapa lembar foto dari tasnya
dan meletakkannya di atas meja. Itachi melihat-lihatnya dengan antusias. Ia
berhenti saat melihat sebuah foto dimana Naruto sedang menggendong seorang
balita dengan mata biru shapire milik Naruto dan rambut berwarna raven.
“Menma baik-baik. Ia tumbuh dengan pesat dan sehat. Sekarang
dia malah sudah bisa bicara walau masih sedikit cadel. Bahkan dokter mengatakan
anakku adalah anak jenius.”
“Tentu saja, keturunan Uchiha memang dianugrahi
bakat dan kejeniusan bukan?.” Kata Itachi membanggakan keluarganya.
“Tapi kurasa tidak semua keluarga Uchiha jenius
bukan?.” Katanya sambil melirik pada Sasuke dengan meremehkan.
Sasuke yang mendengarnya tampak kebingungan. Dahinya
berkerut, keturunan Uchiha? Memangnya ada anak perempuan dikeluarga Uchiha? Setahunya
semua keturunan Uchiha bergender lelaki sama sepertinya dan Itachi.
“Ah aku belum bilang ya. Menma itu . . .” Kata
Itachi.
“Anak kandungmu Sasuke.” Naruto memotong perkataan
Itachi. Ia mengatakannya sambil tersenyum.
Sasuke dan Sakura terlihat terkejut dengan pengakuan
Naruto.
“Apa?! Jangan bercanda Naruto kau itu laki-laki jadi
bagaimana bisa kau mengandung seperti perempuan?.”
Naruto dan Itachi saling berpandangan. Mereka lalu
tertawa terkikik. Sakura dan Sasuke tampak heran dengan reaksi keduanya.
“Sepertinya kau belum memberitahunya ya nii-san?.”
“Sepertinya begitu.” Kata Itachi. ”Kau tau Sasuke,
kenapa dulu ayah dan ibu merestuimu berhubungan dengan Naruto? Kau tau kenapa
mereka merestui pernikahanku dengan Deidara yang seorang pria?. . . itu karena
mereka keturunan Namikaze.”
Sasuke makin bingung dengan penjelasan kakaknya.
“Semua keturunan Laki-laki keluarga itu bisa
mengandung layaknya perempuan.” Tambah Itachi. Sasuke benar-benar shock dengan
apa yang didengarnya begitupun dengan Sakura.
“A-apa?.”
“Dengan kata lain, kau menelantarkan anak
kandungmu . . .”
“Dan membesarkan anak orang lain.”
“Ti-tidak itu tidak mungkin.” Sakura mulai panik.
“ Tapi kau tidak perlu khawatir. Aku mengatakannya
bukan untuk meminta pertanggung jawabanmu.” Ucap Naruto. “ Karena anakku sudah
memiliki ayah yang jauh lebih baik darimu.”
“Jadi kau . .”
“Yah, aku sudah menikah dengan seorang pria.” Ucap
Naruto dengan wajah penuh kebahagiaan. “ Aku bertemu dengannya 2,5 tahun lalu.
Saat itu ia sedang dalam proses perceraiannya. Ia memang menikah karena paksaan
keluarganya jadi tidak heran kalau pernikahan itu cepat kandas. Dia dipaksa
menikahi adik sepupunya untuk meneruskan keturunan keluarganya. Padahal saat
itu dia dan adik sepupunya sudah memiliki kekasih yang sangat dicintai. Pernikahan
itu tidak berlangsung lama dan hanya bertahan 2 tahun sebelum mereka sepakat
untuk berpisah baik-baik. Sekarang bahkan adiknya sudah menikah lagi. Saat ia
ingin kembali pada kekasih yang sangat dicintainya, ternyata wanita itu sudah
menikah dengan orang lain. . .” Katanya sambil memandang Sasuke dan Sakura
bergantian dengan pandangan yang sulit diartikan.
“Apa kau mau tau siapa pria yang beruntung itu?.” Tanya
Itachi. “Dia adalah . . .”
Ting Tong!
Sebelum Itachi melanjutkan perkataannya, bel rumah
itu berbunyi.
“Biar aku yang buka!.” Teriak Deidara dari dapur.
Tidak lama kemudian Deidara muncul bersama seorang
pria berambut coklat dengan mata lavendernya yang indah. Ia tampak tersenyum
saat melihat Naruto. Lain lagi dengan Sasuke dan Sakura yang tampak terkejut
dengan kedatangan pria itu. wanita merah muda itu bahkan menutup mulutnya
dengan tangan.
“Naru. . .” Panggilnya.
Naruto segera bangkit dari duduknya dan berjalan
menghampiri pria yang berdiri dibelakang Deidara. Pemuda itu tersenyum manis
padanya. Pria itu mengecup bibir istrinya dengan lembut sebelum mengalihkan
pandangannya ke selururuh isi ruangan itu. naruto mengambil alih Menma yang ada
digendongan pria itu.
Belum sadar sepenuhnya dari shock yang mereka alami.
Ucapan Naruto kembali menambah keterkejutan mereka.
“Perkenalkan ini Suamiku . . .” Ucapnya dengan
bangga.
.
.
.
-END-
.
.
.
Yayaya saya tau saya punya utang ff dan pasti banyak
yang bakal marah2 gara2 aku nulis ff baru n ga nerusin ff laen (Gomenne
Dee-chan) tapi yang namanya inspirasi tu datang gak diundang n ilang gak di
tip-ex XDDDDD.
Ini cuman cerita oneshoot doing kok. Cerita yang
kebetulan nulis aja jadi wajar kalo ceritanya ancur bener hahahaha.
.
.
.
-Omake-
Naruto kini berada didalam mobil bersama suami dan
anaknya. Menma sudah tertidur di jok belakang.
“Kau sudah bertemu dengannya.”
“. . .”
“Apa kau akan meninggalkanku dan bersamanya?.”
“. . .”
Naruto menghela nafas. Ia menahan airmatanya.
“Kalau begitu cepat urus perceraiannya. Terima kasih
karena sudah bersamaku 1,5 tahun ini.”
Ckitttttttttttttt
Pria itu mendadak mengerem mobil mewahnya dan
memarkirnya dipinggir jalan. Membuat tubuh mereka terjungkal kedepan. Untungnya
mereka memakai seatbelt.
“Kenapa? Kau ingin menyerahkanku padanya? Kau tidak
mencintaiku hah?.”
Naruto menggeleng. “Ti-tidak bukan begitu. Hanya . . .”
“Kenapa kau tidak percaya aku mencintaimu?. Bagaimana
kau memintaku untuk meninggalkanmu saat aku tau kau tengah mengandung anakku?. Apakah
aku begitu kejam dimatamu?.” Pria itu menarik tubuh istrinya dan memeluknya
erat seakan-akan tubuh itu akan menghilang dari pandangannya. “Tidak peduli
bagaimana masa laluku dengan wanita itu. Tidak peduli anak itu anakku. Akan kupastikan
bahwa hanya darimulah pewaris klan Hyuga berasal. Aku mencintaimu Naruto.”
“Neji. . .” Naruto balas memeluk suami sahnya.
Dulu, dulu sekali Neji memang sangat mencintai
Haruno Sakura. Tapi itu sebelum ia tau gadis itu menikah dengan orang lain dan
sebelum ia bertemu Naruto. Pemuda pirang itu berhasil membelokkan orientasi
seksualnya dengan pesonanya sendiri. Ia tidak peduli menjadi penyuka sesama jenis
asal ia bisa hidup bahagia dengan Naruto, Menma dan calon anaknya kelak.
-end-
.
.
.